Friday, April 24, 2015

Syahadat itu pondasi
Pondasi dari bangunan agama ini. Jika kita memang benar-benar ingin membangun Islam ini menjadi suatu bangunan yang tinggi maka yang perlu kita lakukan adalah menguatkan pondasi bangunan ini. Pondasi ini harus dipancang jauh ke dalam tanah layaknya akar pohon besar yang menjulur ke dalam bumi. Syahadat ini pun harus dipancang jauh ke dalam lubuk hati yang paling dalam agar bangunan agama kita tetap kokoh sampai kapanpun. Kuat menahan setiap goncangan yang datang.
Syahadat itu tali
Tali yang akan menarik kita kembali ketika kita terjatuh. Yang namanya iman, kadang naik dan kadang pula turun. Dan ketika iman itu turun maka sudah menjadi kecenderungan orang untuk berbuat futur. Ketika hal itu terjadi, maka keyakinan terhadap syahadat yang telah kita ucapkanlah yang akan membawa kita kembali dari kefuturan. Ibarat orang yang jatuh ke dalam jurang, maka apabila kita masih memegang dengan teguh tali yang kita miliki maka insyaallah kita masih akan bisa kembali ke atas. Kembali melihat cahaya.
Syahadat itu jembatan
Jembatan yang menghubungkan muslim satu dengan muslim lainnya. Setiap dari muslim adalah saudara. Sebuah ikatan persaudaraan yang lebih kuat dari ikatan darah. Lewat syahadat begitu banyak orang yang sebelumnya tidak kenala nasabnya tapi kemudian sangat akrab hanya dikarenakan sama-sama telah mengucapkan kedua kalimat syahadat. Syahadat juga merupakan jembatan bagi manusia untuk mengenal Tuhannya yaitu Allah.
Syahadat itu cahaya
Cahaya yang senantiasa terang di tengah kegelapan. Ketika kita sedang berada dalam kegelapan dunia, di tengah-tengah masyarakat yang jauh dari kehidupan Islam maka dengan syahadat itulah yang akan senantiasa menerangi kita di tengah kegelapan tersebut. Cahaya yang tidak akan pernah padam selama kita masih memegang kepercayaannya.
Syahadat itu ikrar
Ikrar yang diucapkan oleh setiap orang muslim sebagai bukti keislamannya. Ikrar yang akan menjadi dasar dari setiap aktivitas kita.

#sedikit renungan dari Acil


Posted on 5:25 AM by Unknown

No comments

Wednesday, April 22, 2015

Time fly so fast. Tak terasa, tepat pada 28 April 2015 nanti, tepat 2 tahun sudah kerjasama antara Solo Mengajar dengan Taman Cerdas Gandekan terjalin. 2 tahun yang bisa jadi merupakan waktu yang lama namun bisa juga merupakan waktu yang begitu singkat. Lama jika melihat telah banyak sekali kenangan yang terukir selama 2 tahun ini. Singkat jika melihat masih banyak sekali PR yang masih harus kami selesaikan. Namanya juga pergerakan. Takkan pernah mengenal kata akhir.
Baik, mari kita coba menapak tilas jejak-jejak perjalanan ini.
28 APRIL 2013
Matahari pagi hari ini bersinar cukup cerah. Secerah masa depan Solo Mengajar yang pada hari ini akan memasuki babak baru. Jika sebelumnya Solo Mengajar hanya mengajar di Taman Cerdas Mojosongo, maka setelah hari ini Solo Mengajar akan mengajar di tempat baru. Tempat di mana lilin-lilin harapan ini mendapatkan tempat untuk bersinar, bahkan mungkin lebih terang. Tempat baru itu bernama Taman Cerdas Gandekan.

Dihadiri langsung oleh para sesepuh Solo Mengajar (Sebut saja Pak Yoga dan Pak Hanny), pengurus Taman Cerdas Gandekan, segenap perangkat desa, warga sekitar dan tak ketinggalan para volunteer Solo Mengajar, berlangsunglah acara peresmian kerjasama Solo Mengajar-Taman Cerdas Gandekan. Acara yang diselenggarakan cukup sederhana dengan nuansa Hari Kartini ini berlangsung lancar. Puncak acara ini sendiri berupa penandatanganan kerjasama antara pihak Solo Mengajar dan Taman Cerdas Gandekan. Dengan adanya hitam di tas putih ini, resmi sudah Solo Mengajar memasuki babak baru. Babak baru dalam usahanya memberi pelayanan pendidikan di seluruh wilayah Kota Solo.

Posted on 8:08 PM by Unknown

No comments

Perkenalkan, namaku Rose. Begitulah aku biasa dipanggil dan begitu pula nama lengkapku. Ya, namaku hanya Rose. Satu kata, 4 huruf. Tak kurang dan tak lebih. Aku ingatkan, jangan pernah kalian mengejekkuku karena namaku. Kalian boleh mengejekku karena kejelekan rupaku atau karena ketidakmampuanku akan berbagai hal, tapi tidak untuk namaku. Nama ini adalah satu-satunya peninggalan dari Almarhumah ibuku. Takkan kubiarkan siapapun menertawakannya.

            Aku ulangi sekali lagi, namaku Rose. Aku dilahirkan pada masa peralihan antara musim kemarau menuju musim penghujan. Kala pohon-pohon mulai bersemi. Kala burung-burung berkicau riang menyambut turunnya berkah dari langit. Kala hanya ada satu bunga mawar yang mekar di pekarangan rumah. Kesendirian mawar itulah yang menjadikannya pusat perhatian dan begitu dijaga oleh kedua orang tuaku yang memang pecinta bunga. Hingga akhirnya aku lahir menyapa dunia dan dinamai Rose. Mawar satu-satunya keluargaku. Mawar yang menjadi pusat perhatian dan akan selalu dijaga.

Posted on 7:21 PM by Unknown

No comments